Kamis, 25 November 2010

Hujan lebat membasahi tanah dimana aku berpijak. Saat itu aku masih berada di jalan raya karena aku baru saja ada kepentingan dengan seseorang. Kepentingan yang bisa dikatakan 'kotor'. Sebab kepentinganku berhubungan dengan orang banyak tapi aku monopoli sendiri biar bisa menjadi hak beberapa orang. Macetnya luar biasa kala hujan itu. Maklum air membanjiri jalan raya hingga sepinggul orang dewasa. Aku hanya berfikir, "ini jalan apa sungai?"



Dalam suasana macet, perlahan air sudah bisa memasuki mobil yang aku kendarai. Aku pun 'mencak-mencak' pada air, " Sialan, kenapa loe masuk juga. Bisa-bisa rusak mesin mobil gua."



tak disangka air tersebut menjawab dengan nada tinggi, " Loe manusia tu yang sialan.."

kata air yang tentu saja mengagetkan aku.



"Loe yang sialan. Ini bukan jalan loe kenapa loe jalan di jalan manusia? Loe kan udah dibuatin jalan sendiri? Masih kurang?" jawabku.



"Jalan mana?? lorong-lorong yang penuh dengan sampah itu? kolongan yang sudah tidak bisa dimasuki lagi? kau sebut itu jalan?" bantah air.



"Salah loe sendiri dibuatin jalan ga mau bayar pajak.." kataku sekenanya.



"Hah? aku harus bajar pajak?? Sory sory Jack.. gua takut kalo bayar pajak ntar pada digayuskan...." jawaban yang tak kusangka dari air yang begitu up to date.

Senin, 22 November 2010

Siksaan Sebuah Penantian

Kekasihku
Tlah lama ku merindumu
Pilu sedih dalam kerinduan ini
Menangispun tak berair mata lagi
Tapi terus tetap ku bersabar
Karena ikatan janji


Ku menunggu dengan rindunya
Ku jalani siksaan sebuah penantian
Dan akan tetap ku nantikan
Sampai kapanpun ku tetap setia


Hadirlah segera wahai kasihku
Datanglah bersama cahaya cintamu
Betapa gembira hatiku
Saat kau tebar senyum yang penuh kasih


Penantianku kan hampir berakhir
Datanglah kasih…
Aku sudah rindu..



Sragen, 15 Agustus 2000

By. ZARA