Sabtu, 01 Desember 2012

Sebuah Hasrat

Dirumah tua itu, kau mulai utarakan hatimu. Namun, ªķΰ urungkan niatku. Hanya aku kembali bimbang. Kenapa begitu. Pondasi yang belum lama kita tegakkan kembali goyah oleh terpaan hujan dan angin dimusim dingin itu. Walau kehangatan aku rasa oleh kata-katamu. Namun, itu tetap mendinginkan hati dan fikiran ini.
Dalam batinku berkata, maaf..maaf kenapa begini? Hasrat apa ingin mereka. Ku tak sanggup lagi dengar katamu. Bagai nyanyian burung dalam sangkar yang sedang menanti suapan sang penggila. Bukan karena apa. Karena mereka. Tak tau perjumpaan usang yang terbelenggu oleh sebuah akar pohon beringin tengah kota itu.
Katamu yakinkanku. Ku suka.Tapi, anganku entah kemana dan kenapa. Berputar mata ini pandangi anggun wajahmu.Terakhir atau masih.
Hanya sepatah kata ngalir dari bibirmu. "Sampai jumpa, kasih." Trasa ini akhir dari sebuah permulaan. Tapi, Kucoba tahan. Tak apa. Ku percaya kau bisa jaga.
Ku jabat lama tanganmu. Telapak lembut jari jemarimu. Teriring senyum manis kilas bibirmu. Cair gundah hati karnamu.