Selasa, 27 Juli 2010

Santri Lugu

Kejadian ini saya alami waktu saya mondok di Kediri Jawa Timur. Waktu itu di pondok kedatangan tamu pejabat dari Jakarta. Karena dia pejabat yang bukan sembarangan pejabat, tentunya dia dikawal oleh banyak aparat. Salah satunya adalah TNI-AD (Angkatan Darat). Temanku sekamar yang juga dari Solo, sebut saja namanya Jono, girang sekali ketika itu melihat para TNI. Setelah puas melihat dia balik ke kamar yang kebetulan hanya ada saya saja di kamar.

"Da apa Jon, kok ketawa-ketawa. Baru dapat wesel, ya?" Tanyaku ketika liat kang Jono yang ketawa sesampai dikamar.

"Itu Lho, kamu ga liat apa...Tentara-tentara itu ternyata dari Solo.."

"Lho, darimana kamu tau kalo itu tentara dari Solo? Emang kamu tanya dia? atau malah yang jadi tentara itu Pak Likmu?" Tanyaku penasaran

"Enak aja Pak Lik.., Masak kamu ga baca baju di dadanya ada tulisan TNI-AD berarti kan TNI-Solo..."

Oalah....Seketika itu aku langsung ketawa..dikira tulisan AD yang ada di baju tentara itu adalah plat nomer kendaraan Solo, AD....



Pisang Lurus

Kejadian ini aku alami waktu OSPEK 8 tahun silam.. Seperti jamaknya OSPEK, pasti sang senior memberi perintah yang aneh-aneh dan agak sulit mencarinya. Seperti, peserta OSPEK disuruh memakai topi 'besek' atau tempat takir (nasi hasil dari tahlilan atau sebangsanya), kaos kaki berlainan warna, yang kiri merah yang kanan kuning, dan perintah macam2 lainnya yang tidak ada hubungannya dengan mahasiswa yang notabene seorang idealis. Nah, di hari pertama sang senior memerintahkan kita supaya besok membawa sebuah PISANG YANG LURUS, tidak boleh bengkok. OSPEK dihari pertama sampai jam 5 sore. Habis ospek langsung para calon2 mahasiswa termasuk aku 'blusuk-an' ke pasar mencari PISANG yang LURUS..

Teman-teman udah ada yang dapat. Aku mencari-cari pisang lurus tidak ada, adanya bengkok. Ada yang lurus, eh keduluan ama temanku. Sampai akhirnya aku TIDAK mendapatkan pisang lurus. terpaksa beli yang agak bengkok atau agak lurus.

Esok harinya, OSPEK dah mulai pukul 6 pagi.. Sang senior menyuruh calon mahasiswa untuk berkumpul di lapangan kampus. Setelah kumpul, disuruh mengeluarkan pisang dan mengangkatnya supaya sang senior bisa tahu pisang mana yang LURUS dan mana yang BENGKOK.

Tentu saja, calon mahasiswa yang tidak mendapat pisang lurus dapat hukuman.disuruh keliling lapangan 10x sambil mengacung-acungkan pisang dan teriak... "PISANG SAYA BENGKOK"...

"Pisang ini lurus apa nggak?" tanya sang senior kepadaku.

"Lurus..!!" jawabku pede (padahal agak bengkok)

"apa kamu tidak bisa membedakan benda yang lurus sama yang enggak??? Cepat keliling 10x sambil teriak2... PISANG SAYA BENGKOK..!!

Cepaaattt...!!!" perintah sang senior yang nggak mau didebat.

Langsung saja aku keluar barisan dan berlari keliling sambil mengucap... " PISANG SAYA BENGKOK...(aku tambahi) PISANG SAYA PANJANG..BENGKOK.."



Senin, 19 Juli 2010

Rekening Gendut

Rekening masih kurus
belum gendut

Bukan gendut
tapi busung lapar....

Boyolali, 20 Juli 2010


Di bawah Gundukan Tanah

Apa kata
tatkala tlah sampai kita dalam puncak hidup
diam,
tanpa kata
hanya isak tangis dunia
atau tawa mereka yang ria

Apa kita bawa
tak ada
kecuali tindak baik kita
pada sesama
pada sekelilingnya
ataupun
pada Sang Pencipta

Hening suasana
terbawa duka

Di bawah gundukan tanah itu
tlah terbujur kaku
sebujur jasad yang hidupnya dielu-elu
padahal sejatinya berbuat munafik selalu
munafik terhadap diri
munafik terhadap anak istri
munafik terhadap kawan dan famili
juga munafik terhadap Ilahi

Terlambat,
tatkala gundukan itu brada di atas kakunya jasad
tertutup pula pintu taubat
atas segala perilaku maksiat
dan tinggalkan amal ibadat

Getun atau penyesalan yang ada
kenapa waktu di dunia kesempatan baik dibuat sia-sia
kepentingan nafsu tuk foya
setiap saat terbersit dalam dada
manusia
lupa
usia

injakan kaki-kaki manusia diatas gundukan itu
mengingatkan bahwa kita tiada guna



Boyolali, 19 Juli 2010


Selasa, 13 Juli 2010

Selamat Tidur

Tiada sapa
menjelang rebahnya jasad
setelah seharian penuh karya
tiba tuk mata terpejam sesaat

Engkau,
Kasihku,
tlah lentangkan diri
tinggalkan aku yang masih jaga

Lelah terpancar dari tidurmu
nyenyak,
jinak,
enak,
teriring irama sepi malam

Sayang,
jemput aku dalam impimu
sambut hangat tanganku
selamat malam
selamat tidur..


Kamar Ratapan, 14 Juli 2010